Jumat, 19 Agustus 2016

PANTASKAH KITA MASUK SURGA? (Sebuah Renungan Bagi Mereka Yang Merasa Puas Terhadap Amalnya)

PANTASKAH KITA MASUK  SURGA?
(Sebuah Renungan Bagi Mereka Yang Merasa Puas Terhadap Amalnya)
pantaskah kita masuk surga. surga

ان الحمد لله نحمده ونستعينه و نستغفره  ونعوذ به من شرور انفسنا ومن سيئات اعمالنا من يهده الله فلا مضلّ له ومن يضلله فلن تجد له وليا مرشيدا.اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له و اشهد ان محمدا عبده و رسوله خاتم الأنبياء و المرسلين لا نبى ولا رسول بعد
اما بعد.........
قال عزّ و جلّ : "يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون"
َ و قال ايضا : يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم :
فإن اصدق الحديث كتاب الله و خير الهدى هدى محمد - ص- وشرّ الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فى النار.
اوصيكم و نفسى بتقو الله فقد فاز المتقون لقوله تعالى ( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون )
Alhamdullillah puji syukur kita panjatkan hanya pada Alloh subhannahu  wa ta’ala, Robb semesta alam yang telah memenangkan wali-wali-Nya atas musuhnya dengan kekuatannya, dan yang  telah menjadikan surga sebagai tempat  kembali bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Sholawat beriring salam kita haturkan pada Rosululloh saw, sang tauladan umat manusia se-dunia, keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang yang tetap siqoh terhadap ajarannya hingga hari kiamat.
Hadirin jama’ah jum’at rohimakumulloh…..
Saya wasiatkan kepada diri saya dan jama’ah sekalian, untuk selalu menjaga eksistensi taqwa dalam diri kita, karena taqwalah yang kelak akan membedakan derajat manusia pada hari kiamat, semakin tinggi taqwa seseorang, maka akan semakin tinggi pulalah derajatnya disisi Alloh subhannahu wa ta’ala.
Sahabat umar pernah menggambarkan tentang hakikat taqwa, beliau menggambarkannya dengan seseorang yang berjalan disuatu jalan yang penuh duri dan lubang, semakin hati-hati seseorang itu dalam berjalan, maka semakin besar pulalah kesempatannya untuk selamat sampai tujuan. Begitu juga taqwa, semakin hati-hati kita dalam menjalani kehidupan, dengan selalu memperhatikan hal-hal yang diperintahkan dan dilarang oleh-Nya, tentu kita akan selamat pada hari kiamat kelak.
Ma’asirol muslimin rohimakumulloh….
Ingatkah kalian pada firman Alloh ta’ala ?
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
Artinya : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa salah satu konsekuensi pernyataan iman kita, adalah kita harus siap menghadapi ujian yang diberikan Alloh kepada kita , untuk membuktikan sejauh mana kebenaran dan kesungguhan kita dalam menyatakan iman, apakah iman kita itu betul-betul bersumber dari keyakinan dan kemantapan hati, atau sekedar ikut-ikutan hingga tidak tahu menahu akan arah dan tujuan, atau pernyataan iman tersebut hanya didorong oleh kepentingan duniawi padahal itu hanya kenikmatan sesaat.
Sidang  jum’at yang dimuliakan oleh Alloh……
Alloh mempunyai tiga cara dalam menguji iman hambanya.
1. Ujian yang berbentuk perintah.
Sebagaimana perintah Alloh pada Nai ibrohim as. Beliau diperintah untuk menyembelih anaknya sendiri yaitu ismai as. ini betul-betul tidak masuk akal! Bagaimana mungkin seorang ayah harus menyembelih anak yang sangat dicintainya menggunakan tangannya sendiri. Kalau bukan karena ketaatan yang memancang kuat didalam hati niscaya beliau tidak mau melaksanakanya.
2. Ujian yang berbentuk larangan.
Alloh melarang kita untuk berzina, minuman keras, judi dan lain sebagainya. Kita tau sendiri pada zaman sekarang, zaman dimana kebanyakan manusia diperbudak oleh hawa nafsunya, pelacuran merebak dimana-mana, minuman keras merambah ke lapisan masyarakat, disanalah peran iman dan taqwa sangat dibutuhkan terutama bagi para pemuda, kita harus punya trik-trik jitu untuk menghindari hal-hal yang diharamkan oleh Alloh swt. Coba kita analisa fenomena yang terjadi di  sekitar kita sekarang, dari sekian banyak umat islam di Indonesia, berapa persenkah yang sudah benar-benar meninggalkan seluruh larangn Alloh swt?!. lalu berada disebelah manakah posisi kita sekarang.
3. Ujian yang berupa musibah, seperti menjangkitnya wabah penyakit pada suatu daerah, meninggalnya sanak family, gempa bumi, banjir, longsor, dan lain sebagainya.
Alloh memerintahkan dan melarang sesuatu, serta memberikan musibah bagi para hamba-Nya tentunya ada hikmah dibalik itu semua. Salah satu dari sekian banyak hikmahnya adalah, sebagai proses penyaringan, mana dintara hambanya yang benar-benar beriman dan mana diantara hamba-hamba-Nya yang omong kosong belaka. Sebagaimana firman Alloh yang telah kami sebutkan didepan :
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”.
DR.Abdul Karim Zaidani dalam ushul da’wah berkata mengenai orang-orang yang bersabar dan yang tidak.
فاذا صبر و سلم و اسبترجع ولم يجزع اثابه الله ثواب الصابرين وكان فى هذا الامتحان من الناجحين وان لا كان من الخاسرين

Dan sekiranya manusia itu diberi cobaan lalu ia bersabar, menerima, dan melafadzkan
“ إن لله و ان اليه راجعون” Serta tidak sedikitpun  mengeluh, maka Alloh akan memberikanya pahala sebagaimana pahalanya para shobirin, dan dalam ujian ini mereka termasuk orang-orang yang sukses, tapi jika tidak, maka mereka adalah orang-orang yang merugi, dan dalam ujian ini mereka termasuk orang-orang yang gagal.Sebagaimana firman Alloh dalam surat al-ankabut ayat 2-3 yang telah kami sebut diatas. :          Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
Ikhwani fiddin rohimakumulloh………
Rosululloh mengisahkan betapa beratnya perjuangan orang orang terdahulu dalam mempertahankan iman mereka, sebagaimana dituturkan oleh sahabat khobbab bin Arats.
لقد كان من قبلكم لَيُمْشَطَ بِمِشَاطٍ الحَدِيدِ مَا دُونَ عِظَامِهِ مِن لَحْمٍ اَو عَصَبٍ مَا يَصْرِفُهُ ذَالِكَ عَن دِينِهِ وِ يُوضَعُ المِنْشَارُ عَلَى رَأسِهِ فَيَشُقُّ بِاثْنَيْنِ مَا يَصْرِفُهُ ذِالِكَ عَن دِينِهِ.
Adapun orang-orang sebelum kalian, mereka disisir menggunakan sisir yang terbuat dari besi hingga terkelupaslah daging dan kulit dari kepala mereka, Ada juga  yang digergaji hingga badan mereka terbelah menjadi dua, akan tetapi yang demikian itu tidak membuat mereka goyah dalam mempertahankan iman mereka.
Cobalah kita renungkan, apa yang telah kita lakukan untuk membuktikan akan keabsahan iman kita?  Cobaan apa saja yang telah menimpa kita semenjak kita menjadi orang yang beriman? Apa yang telah kita korbankan untuk memprjuangkan akidah dan iman kita? Bila kita perhatikan perjuangan Rosululloh dan para sahabat dalam memperjuangkan dien mereka, maka kita akan dapati betapa besar pengorbanan mereka untuk islam, mereka mengorbankan harta, tenaga, pikiran, bahkan nyawa sekalipun, sedangkan kita…?! apakah kita sudah seperti nabi Ayub yang menderita penyakit kusta di sekujur tubuhnya… atau seperti nabi zakariya yang di gergaji dari atas kepala hingga terbelah dua?! Tentu kita tidak ada apa-apanya dibandingkan mereka! tapi dalam situasi seprerti ini,kita masih tenang-tenang saja, seakan-akan tidak ada sedikitpun ujian yang menimpa kita, dan seolah-olah kita sudah yakin bahwa kita pasti masuk surga. Lalu yang menjadi tanda Tanya besar sekarang adalah, “ adakah iman yang benar-benar tulus dalam  diri kita, ataukah kita termasuk dalam katagori kaum yang dijanjikan Rosululloh dalam sabdanya…
اذا اراد الله بعبده شر امسك ذنوبه حتى يبعث يوم القيامة
Artinya : Jika Alloh menghendaki suatu keburukan pada seorang hamba, maka dosanya akad ditahan hingga hari kiamat. hadits ini dipadukan dengan sabdanya lagi.
من يرد الله به خيرا يصب منه....
Barang siapa yang dikehendaki oleh Alloh suatu kebaikan maka ia akan diuji.
Setelah kita merenung sejenak, memperhatikan siapa diri kita sebenarnya, maka timbulah satu pertanyaan lagi “Pantaskah kita masuk surga ??? ketahuilah   para hadirin sekalian…. Bahwa jannah Alloh itu mahal, dan tidak bisa didapat hanya dengan main-main..
جعلنا الله و ايّاكم من المؤمنين الكاملين المؤدّين لوجباتهم مع المخلصين السائلين استغفر الله لى و لكم انه هو الغفور الرحيم
KHUTBAH KEDUA
ان الحمد لله نحمده ونستعينه و نستغفره  ونعوذ به من شرور انفسنا ومن شيئات اعمالنا من يهده الله فلا مضلّ له ومن يضلله فلن تجد له وليا مرشيدا.اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له و اشهد ان محمدا عبده و رسوله. اما بعد
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
Hadirin yang dimuliakan Alloh…
Kembali saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan jama’ah sekalian untuk selalu meningkatkan kuwalitas taqwa dibenak kita masing-masing, karena celakalah mereka yang selalu berlomba-lomba dalam memperbanyak harta bendanya, tanpa mempedulikan seberapa besar taqwa kita pada Alloh subhannahu wa ta’ala. Karena telah jelas dalam Al-qur’an disebutkan bahwa sebaik baik bekal manusia di akhirat bukanlah harta maupun pangkat, melainkan ketaqwaan.
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ……
Artinya : “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”
ان الله و ملائكته يصلون على النبى ياايها الذين امنوا صلّوا عليه و سلّموا تسليما
اللهم صلى على محمد و على ال محمد كما صليت على براهبم و على ال ابرلهيم و بارك على محمد وعلى ال محمد كما بركت ال ابراهيم و على ال ابراهيم فى العالمين انك حميد مجيد.
اللهم اغفر للمؤمنين و المؤمنات والمسلمين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات. ربنا ظلمنا انفسنا فاغفر لنا ذنوبنا وكفّر سيئاتنا وتوفنا مع الأبرار.
اللهم انا نسألك حبّك و حبّ من يحبّك و حبّ كلّ عمل يقرب الى حبك
اللهم ارنا الحق حقا وارزقنا اتباعا و ارنا الباطل باطلا وارزقنا اجتنابا
عباد الله ان الله يأمركم بالعدل والإحسان و ايتائ ذى القربى و ينهى عن الفخشاء و المنكر والبغى  يعظكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله العظيم يذكركم واسألوه من فضله يعطكم ولذكر الله اكبر
 اقم الصلاة......

OLEH : Imron Rosyadi

Bagikan

Jangan lewatkan

PANTASKAH KITA MASUK SURGA? (Sebuah Renungan Bagi Mereka Yang Merasa Puas Terhadap Amalnya)
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.